Kucing BSH: Waspada Penyakit Jantung & Ginjal (HCM & PKD)

 


Memiliki kucing British Shorthair (BSH) di rumah itu seperti punya boneka beruang teddy yang hidup. Wajahnya yang bulat, pipi tembam, dan bulunya yang tebal membuat siapa saja gemas. Tapi di balik penampilan menggemaskan itu, ada tanggung jawab besar untuk menjaga kesehatan mereka.

​Sama seperti ras murni lainnya, BSH membawa beberapa risiko penyakit genetik yang perlu kita waspadai. Pengetahuan adalah kunci. Semakin Anda paham, semakin baik Anda bisa melindungi teman berbulu Anda dari potensi masalah di kemudian hari.

​Artikel ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk membekali Anda. Kita akan menyelami dua gangguan kesehatan BSH yang paling umum: Hypertrophic Cardiomyopathy (HCM) dan Polycystic Kidney Disease (PKD). Mari kita anggap ini sebagai panduan mendalam bagi para pemilik untuk mengenali, memahami, dan mengambil langkah-langkah preventif terkait kedua penyakit ini.

​Apa Itu Hypertrophic Cardiomyopathy (HCM)?

​Bayangkan otot jantung kucing Anda. Pada kondisi normal, otot ini bekerja efisien memompa darah ke seluruh tubuh. Penyakit HCM adalah kondisi di mana otot dinding bilik jantung (ventrikel), terutama ventrikel kiri, menebal secara tidak normal.

​Penebalan ini membuat ruang di dalam bilik jantung menyempit. Akibatnya, jantung tidak bisa terisi darah secara optimal dan harus bekerja ekstra keras untuk memompa darah. Ini adalah penyakit jantung yang paling sering didiagnosis pada kucing secara umum, dan sayangnya, BSH termasuk salah satu ras yang rentan.

​Mengapa Kucing British Shorthair Rentan Terhadap HCM?

​Kerentanan BSH terhadap HCM sebagian besar bersifat genetik. Ada mutasi gen spesifik yang diwariskan dari generasi ke generasi yang menyebabkan perkembangan penyakit ini. Jika salah satu induk membawa gen HCM, kemungkinan besar anak-anaknya juga akan mewarisi risiko yang sama.

​Faktor inilah yang membuat peran breeder atau peternak yang bertanggung jawab menjadi sangat krusial. Mereka seharusnya melakukan skrining genetik pada calon induk dan pejantan untuk memastikan mereka bebas dari gen pembawa HCM. Tanpa skrining yang ketat, penyakit HCM akan terus menyebar di dalam populasi kucing British Shorthair.

​Selain genetika, faktor lain seperti usia (biasanya muncul pada usia dewasa hingga paruh baya) dan jenis kelamin (jantan sedikit lebih sering terkena) juga bisa berpengaruh, meskipun faktor keturunan tetap menjadi penyebab utamanya.

​Gejala HCM yang Harus Diwaspadai

​Salah satu tantangan terbesar dari HCM adalah gejalanya yang sering kali tersembunyi pada tahap awal. Kucing adalah makhluk yang pandai menyembunyikan rasa sakit. Namun, seiring penebalan otot jantung yang semakin parah, gejala-gejala berikut mungkin mulai muncul:

  • Napas Cepat atau Terengah-engah: Perhatikan laju pernapasan kucing saat sedang beristirahat atau tidur. Jika lebih dari 30-40 napas per menit secara konsisten, ini bisa menjadi tanda awal.
  • Pernapasan Mulut Terbuka: Kucing yang bernapas dengan mulut terbuka (seperti anjing) setelah aktivitas ringan adalah tanda bahaya. Ini menunjukkan mereka sedang berjuang keras untuk mendapatkan oksigen.
  • Lesu dan Penurunan Aktivitas: Kucing Anda yang biasanya aktif tiba-tiba menjadi lebih banyak tidur, tidak mau bermain, atau tampak cepat lelah.
  • Nafsu Makan Menurun: Penurunan minat pada makanan sering kali merupakan indikator umum bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan kesehatan kucing.
  • Batuk atau Muntah: Meskipun jarang, beberapa kucing dengan HCM bisa mengalami batuk karena adanya penumpukan cairan di paru-paru.
  • Kelumpuhan Kaki Belakang (Saddle Thrombus): Ini adalah gejala paling akut dan darurat. Gumpalan darah yang terbentuk di jantung bisa terlepas dan menyumbat arteri utama yang menuju kaki belakang, menyebabkan kelumpuhan mendadak, rasa sakit hebat, dan kaki yang terasa dingin saat disentuh. Jika ini terjadi, segera bawa kucing Anda ke dokter hewan darurat.

​Penting untuk diingat bahwa banyak dari gejala ini tidak spesifik hanya untuk HCM. Namun, jika Anda melihat salah satunya, terutama kombinasi beberapa gejala, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan dokter hewan.

​Diagnosis dan Penanganan Medis HCM

​Jika dokter hewan mencurigai adanya gangguan kesehatan BSH yang mengarah ke jantung, mereka akan merekomendasikan serangkaian tes.

  1. Pemeriksaan Fisik: Dokter akan mendengarkan jantung kucing menggunakan stetoskop untuk mendeteksi suara murmur (bising jantung) atau irama detak yang tidak normal. Namun, tidak semua kucing dengan HCM memiliki murmur.
  2. Ekokardiogram (USG Jantung): Ini adalah golden standard untuk mendiagnosis HCM. Pemeriksaan USG ini memungkinkan dokter melihat struktur jantung secara detail, mengukur ketebalan dinding otot, dan menilai seberapa baik fungsi pompa jantung.
  3. Tes Genetik: Tes DNA melalui sampel darah atau usap pipi dapat mengidentifikasi mutasi gen yang terkait dengan HCM pada BSH. Ini sangat berguna untuk skrining pada kucing yang akan dikembangbiakkan.
  4. Rontgen Dada: Rontgen dapat menunjukkan apakah jantung terlihat membesar dan apakah ada tanda-tanda penumpukan cairan di paru-paru (gagal jantung kongestif).

​Sayangnya, HCM tidak bisa disembuhkan. Tujuan pengobatan adalah untuk mengelola gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup kucing. Penanganan medis biasanya meliputi:

  • Obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan berbagai jenis obat, seperti diuretik (untuk mengurangi cairan di paru-paru), beta-blocker (untuk memperlambat detak jantung dan mengurangi beban kerja jantung), atau pengencer darah (untuk mencegah pembentukan gumpalan darah).
  • Manajemen Diet: Diet rendah sodium mungkin direkomendasikan untuk membantu mengontrol tekanan darah dan mengurangi retensi cairan.
  • Pemantauan Rutin: Kucing yang didiagnosis HCM memerlukan pemeriksaan ekokardiogram dan cek darah secara berkala untuk memantau perkembangan penyakit dan menyesuaikan dosis obat.

​Apa Itu Polycystic Kidney Disease (PKD)?

​Sekarang, mari kita beralih ke organ vital lainnya: ginjal. Penyakit PKD adalah kelainan genetik yang menyebabkan terbentuknya banyak kista (kantung berisi cairan) di dalam ginjal.

​Kista ini sudah ada sejak lahir, tetapi ukurannya sangat kecil. Seiring berjalannya waktu, kista-kista ini akan tumbuh membesar secara perlahan. Pertumbuhan kista ini akan mendesak dan merusak jaringan ginjal yang sehat di sekitarnya. Pada akhirnya, fungsi ginjal akan menurun drastis dan menyebabkan gagal ginjal kronis.

​Kaitan Genetik PKD dengan Kucing British Shorthair

​Asal-usul penyakit PKD pada kucing British Shorthair sangat terkait dengan sejarah perkembangbiakannya. Untuk mendapatkan postur tubuh yang kekar, tulang yang besar, dan wajah bulat yang khas, BSH pernah disilangkan dengan kucing Persia.

Kucing Persia adalah ras yang diketahui memiliki prevalensi PKD yang sangat tinggi. Akibat persilangan ini, gen dominan autosomal yang menyebabkan PKD ikut masuk ke dalam gene pool atau kumpulan gen BSH. Karena sifatnya yang dominan, hanya dibutuhkan satu induk yang membawa gen PKD untuk dapat menurunkannya kepada sekitar 50% dari anak-anaknya.

​Inilah mengapa, sama seperti HCM, pengujian genetik menjadi senjata utama bagi breeder yang beretika untuk membasmi penyakit ini dari garis keturunan mereka.

​Gejala PKD yang Muncul Seiring Usia

​Mirip dengan HCM, PKD adalah penyakit yang berkembang secara perlahan. Gejalanya sering kali baru terlihat ketika kucing mencapai usia paruh baya (sekitar 7 tahun atau lebih), saat kerusakan ginjal sudah cukup signifikan.

​Gejala-gejala PKD pada dasarnya adalah gejala gagal ginjal kronis, yang meliputi:

  • Peningkatan Rasa Haus dan Frekuensi Buang Air Kecil: Ini adalah salah satu tanda paling klasik. Ginjal yang rusak tidak mampu lagi mengkonsentrasikan urin, sehingga kucing lebih banyak minum untuk mengkompensasi cairan yang hilang.
  • Penurunan Berat Badan: Meskipun nafsu makannya normal atau bahkan meningkat pada awalnya, kucing bisa kehilangan berat badan karena tubuh tidak dapat memanfaatkan nutrisi dengan baik.
  • Nafsu Makan Menurun: Seiring penumpukan racun dalam darah, kucing akan merasa mual dan kehilangan minat pada makanan.
  • Muntah dan Diare: Gangguan pencernaan sering terjadi akibat kadar racun uremik yang tinggi dalam tubuh.
  • Lesu dan Depresi: Kucing tampak tidak berenergi, lebih banyak tidur, dan tidak tertarik pada lingkungan sekitarnya.
  • Bulu Kusam dan Rontok: Kondisi bulu yang buruk sering mencerminkan kondisi kesehatan internal yang tidak baik.
  • Bau Mulut (Napas Uremia): Napas kucing mungkin berbau seperti amonia atau urin karena penumpukan produk limbah dalam darah.

​Diagnosis dan Penanganan Medis PKD

​Diagnosis dini adalah kunci untuk memberikan kualitas hidup terbaik bagi kucing dengan PKD.

  1. USG Ginjal: Ini adalah metode diagnostik utama untuk PKD. Melalui USG, dokter hewan dapat melihat keberadaan kista di ginjal. Pada kucing yang berisiko, USG bisa mendeteksi kista sejak usia 10 bulan dengan akurasi tinggi.
  2. Tes Genetik: Seperti halnya HCM, tes DNA adalah cara paling pasti untuk mengetahui apakah seekor kucing membawa gen PKD. Tes ini dapat dilakukan pada usia berapa pun dan sangat penting untuk program pengembangbiakan.
  3. Tes Darah dan Urin: Tes ini tidak mendiagnosis PKD secara langsung, tetapi digunakan untuk mengevaluasi tingkat keparahan fungsi ginjal. Dokter akan memeriksa kadar BUN (blood urea nitrogen) dan kreatinin dalam darah, serta konsentrasi urin.

​Sama seperti HCM, tidak ada obat untuk PKD. Penanganan berfokus pada terapi suportif untuk memperlambat perkembangan gagal ginjal dan mengelola gejalanya. Tujuannya adalah menjaga fungsi ginjal yang tersisa selama mungkin.

  • Diet Khusus Ginjal: Ini adalah pilar utama pengobatan. Makanan resep untuk ginjal biasanya rendah fosfor dan protein berkualitas tinggi untuk mengurangi beban kerja ginjal.
  • Obat Pengikat Fosfor: Jika kadar fosfor dalam darah tinggi, obat ini akan diberikan bersama makanan untuk mencegah penyerapannya.
  • Terapi Cairan: Untuk mengatasi dehidrasi, dokter mungkin menyarankan pemberian cairan infus di klinik atau mengajarkan pemilik cara memberikan cairan subkutan (di bawah kulit) di rumah.
  • Obat Lainnya: Tergantung pada gejalanya, obat untuk mengontrol tekanan darah, mengatasi mual, atau merangsang nafsu makan mungkin diperlukan.
  • Suplemen: Suplemen seperti asam lemak omega-3 dapat membantu mengurangi peradangan pada ginjal.

​Pencegahan HCM dan PKD: Peran Kunci Anda dan Breeder

​Setelah memahami kedua gangguan kesehatan BSH ini, jelas bahwa pencegahan terbaik dimulai bahkan sebelum Anda membawa pulang anak kucing BSH Anda.

  1. Pilih Breeder yang Bertanggung Jawab: Ini adalah poin paling penting. Breeder yang beretika dan memiliki reputasi baik akan secara rutin melakukan skrining genetik (DNA test) dan pencitraan (ekokardiogram untuk HCM, USG untuk PKD) pada semua kucing yang mereka kembangbiakkan.
    • Jangan ragu bertanya! Tanyakan hasil tes HCM dan PKD dari kedua orang tua anak kucing yang Anda minati. Minta untuk melihat salinan sertifikatnya.
    • ​Breeder yang baik akan transparan dan bangga menunjukkan bahwa mereka telah melakukan semua tindakan pencegahan yang diperlukan. Jika mereka mengelak atau mengatakan tes itu tidak perlu, anggap itu sebagai bendera merah.
  2. Skrining Dini Kucing Anda: Jika Anda sudah memiliki kucing British Shorthair tetapi tidak yakin dengan riwayat genetiknya, bicarakan dengan dokter hewan Anda tentang kemungkinan melakukan tes DNA untuk HCM dan PKD. Mengetahui status genetik kucing Anda lebih awal dapat membantu Anda dan dokter hewan membuat rencana pemantauan kesehatan yang lebih proaktif.
  3. Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Bawa kucing Anda ke dokter hewan untuk pemeriksaan tahunan, bahkan jika ia terlihat sehat. Pemeriksaan rutin memungkinkan dokter hewan mendeteksi masalah seperti murmur jantung atau perubahan pada ginjal melalui tes darah lebih awal. Untuk kucing senior (di atas 7 tahun), pemeriksaan setiap enam bulan sangat dianjurkan.
  4. Jaga Berat Badan Ideal: Obesitas memberikan beban ekstra pada jantung dan organ lainnya. Pastikan BSH Anda mendapatkan diet seimbang dan aktivitas yang cukup untuk menjaga berat badannya tetap ideal.
  5. Perhatikan Lingkungan: Ciptakan lingkungan yang rendah stres untuk kucing Anda, karena stres kronis dapat memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada.

​Kesimpulan: Menjadi Pemilik yang Proaktif

​Memelihara kucing British Shorthair adalah sebuah perjalanan yang penuh kegembiraan. Dengan memahami potensi gangguan kesehatan BSH seperti HCM dan PKD, Anda mengubah kekhawatiran menjadi sebuah tindakan nyata. Anda menjadi advokat terbaik bagi kesehatan teman berbulu Anda.

​Ingatlah, pengetahuan ini memberdayakan Anda untuk membuat pilihan terbaik, mulai dari memilih breeder hingga melakukan pemantauan kesehatan seumur hidup.

Trik Khusus dari Pakar: Latih kucing Anda untuk terbiasa dengan "Sleeping Respiratory Rate" (SRR) atau laju pernapasan saat tidur. Saat ia tidur nyenyak, hitung jumlah napasnya dalam satu menit (satu tarikan dan hembusan napas dihitung sebagai satu). Lakukan ini secara berkala dan catat. Jika Anda melihat peningkatan yang konsisten di atas 35-40 napas per menit, itu bisa menjadi sinyal paling dini dari masalah jantung yang perlu diperiksa. Ini adalah cara sederhana namun efektif untuk memantau kesehatan jantungnya dari rumah.

DONASI VIA PAYPAL Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain https://pakarbsh.blogspot.com/?m=1. Terima kasih.
Postingan Lebih Baru Postingan Lebih Baru Postingan Lama Postingan Lama

Postingan lainnya

Komentar

Posting Komentar